Sabtu, 22 Mei 2010

gitar lokal laris di jepang

Gitar akustik merk "Secco" produksi pengrajin di Bandung, banyak diminati dan laris manis di pasaran Jepang dan mampu bersaing dengan produksi negara lain.

Bandung, 11/7 (Finroll Entertainment) - Gitar akustik merk "Secco" produksi pengrajin di Bandung, banyak diminati dan laris manis di pasaran Jepang dan mampu bersaing dengan produksi negara lain.

Pemilik Secco Gitar, Yosefat Go ditemui disela-sela pameran Kriya Pesona Bandung (KPB) hari ketiga, Sabtu mengatakan produk gitar terbuat dari kayu Cypruss Amerika itu menjadi gitar unggulan karena sudah pernah diuji kualitasnya oleh beberapa musisi.

Pameran Kriya Pesona Bandung (KPB) di Graha Manggala Siliwangi Kota Bandung berisi berbagai karya kerajinan khas kota Bandung, dan salah satu yang menarik perhatian pengunjung adalah kerajinan Gitar Secco.

Secco gitar memiliki keunggulan dalam kualitas suara, dengan kulit kayu yang kering dengan harga terrendah Rp3 juta dan bahkan ada mencapai Rp20 juta.

"Gitar Secco pernah digunakan oleh musisi Iwan Fals dan grup musik Debu," ucap Yosefat.

Secco Gitar merupakan produk industri kerajinan rumahan, terletak di jalan Tanjung 13 Bandung, saat ini sedang membuka stand pada pameran KPB.

Dikatakan, popularitas Secco tidak diragukan karena produk ini sudah diekspor dan laris di Jepang hanya melalui referensi dari mulut ke mulut.

Gitar Custom

Sementara itu sejumlah pengrajin gitar custom di Bandung juga masih bertahan ditengah maraknya produk gitar pabrikan yang jauh lebih berkualitas dan berlisensi.

"Permintaan terhadap gitar custom masih berdatangan dari berbagai daerah di indonesi," kata Gilles de Neve, pemilik AGL guitar custom shop di Kompleks Graha Puspa Bandung, Kamis.

Makanya produk gitar lokal yang berlisensi merek terkenal luar negeri tidak mempengaruhi peminat gitar-gitar custom.

Bahkan beberapa orang lebih memilih membuat di "custom shop" daripada membeli gitar pabrikan berlisensi.

Gitar cumtom bisa lebih memuaskan konsumen dibanding gitar pabrikan yang berlisensi, karena konsumen bisa menentukan model, jenis kayu, hard ware, dan elektroniknya sendiri sesuai dengan keinginan konsumen.

Gitar hasil custom tidak kalah dengan gitar-gitar pabrikan. Bahkan di beberapa hal gitar custom bisa lebih detail. Hanya saja gitar custom tidak semua menggunakan merk.

"Semirip apapun dan sebagus apapun gitar yang saya buat tidak diberi merek, karena itu merupakan suatu pembajakan, jadi pendek kata saya tidak pernah membuat gitar palsu," ucap Gilles.

Saat ini, banyak beredar gitar custom dengan pembajakan merek yang diproduksi masal, sehingga banyak konsumen gitar yang gila merek tertipu. Paten-paten yang hanya dimiliki oleh suatu merek gitar kini sudah bisa dibajak oleh pengrajin gitar yang tidak bertanggung jawab.

Disamping itu, pengerjaannya yang manual dan produksinya terbatas membuat harga gitar custom bisa lebih mahal dibanding gitar pabrikan.

Selain custom gitar yang membuat costom shop ini bertahan adalah jasa servis yang tersedia.

Tak jarang musisi indonesia seperti Ariel Piterpan, Baron, Kibil The Cangcuters, Jikun /rif, Piyu Padi, dan yang lainnya datang untuk membuat gitar custom ataupun sekedar service gitar.

Selain masyarakat lokal peminta gitar custom juga bisa berasal dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar